OPINI- Ketika proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belum di mulai sudah mendapat demo penolakan, tidak tanggung-tanggung mereka yang menolak adalah aktifis dari mahasiswa ITB dan perwakilan Walhi Jawa Barat.
Tanggal 29 Februari 2016 dengan membawa sekian dokumen, mereka mendatangi kegiatan sosialisasi yang diadakan di Grand Royal Penghegar Jawa Barat Ahmad Haryawan, Menteri BUMN Rin Soemarno, dan pakar transportasi ITB, Harun Al Rahsyid.
Sebenarnya pemerintah sudah memiliki rencana membangun kereta cepat sudah lama, tetapi karena banyaknya penolakan proyek ini menjadi terganggu dan terus saja di tunda. Misalnya proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya di tahun 2012.
Terlepas dari pro dan kontra masalah teknik, proyek kereta cept Jakarta-Bandung harus tetap berjalan. Jangan samapi proyek ini berhenti di tengah jalan seperti proyek-proyek sebelumnya, yang sekarng ngak ada kabar jelasnya.
Proyek Jakarta-Bandung jangan di terjemahkan sebagai proyek matarialistis seperti yang selama ini di usungkan aktivis budaya. Namun masyarakat juga harus menimbang dari segi efektivitas dan efisiensi waktu. lupakan negara maju seperti di Eropa, Ameika Serikat, atau Australia yang telah menggunakan jasa kereta cepat sejak lama.
Negara-negara seperti Malaysia, Thailand sudah memiliki dan mengoprasikan. kehadiran kereta cepat secara langsung sudah memberikan kontribusi yang besar dan lama hal pembangunan ekonomi masyarakat. Lebih dari itu, pendidikan pola hidup moderen bisa didapat sekaligus di jalankan dalam konteks yang lebih mengena untuk seluruh masyarakat. (Anang)
No comments:
Write comments